Rabu, 21 Oktober 2015

Ansos & Reksos




A.    Pengertian Ansos(Analisa Sosial)
Analisa adalah meneliti dan menilai situasi serta kondisi dan sosial adalah yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungan sekitar.  Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial
B.    Pentingnya Analisa Sosial
1.     Memahami posisi kelompok masyarakat tertentu dalam hubungan tersebut
2.     Memahami masalah-masalah yang dihadapi  kelompok-kelompok mayarakat oleh mereka sendiri
3.     Membangun kesadaran baru untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap situasi dan kondisi mereka
4.     Dasar untuk merumuskan rencana tindakan (action plan) yang perlu dilakukan untuk melakukan perubahan.
Dasar Analisa Sosial
1.     Pandangan terhadap manusia
2.     Pandangan terhadap masyarakat
3.     Pandangan terhadap ilmu pengetahuan
C.    Ruang Lingkup Ansos
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun dalam konteks transformasi sosial, maka objek analisa sosial harus relevan dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau misi organisasi. Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain;
·       Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan, pelacuran, pengangguran, kriminilitas
·       Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian
·       Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah sakit, lembaga pedesaan.
·       Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM, dampak perlakuan sebuah UU.

D.    Pentingnya Teori Sosial
Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah di analisis melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris.  Charles lemert (1993) dalam Social Theory; The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.

E.    Macam-macam Analisis Sosial
Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisis sosial, pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada keterampilan dan kesetaraan actor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang di produksi terus-menerus. Kedua,analisis perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.

F.     Langkah-Langkah Ansos
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain:
1.     Memilih dan menentukan objek analisis
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada pertimbangan rasional dalam arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisasi.
2.     Pengumpulan data atau informasi penunjang
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka perlu didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan, baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi maupun investigasi langsung dilapangan. Re-cek data atau informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data.
3.     Identifikasi dan analisis masalah
Merupaka tahap menganalisis objek berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan menemukan saling keterkaitan antara aspek.
4.     Mengembangkan presepsi
Setelah di identifikasi berbagai aspek yang mempengaruhi atau terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi atas masalah `sesuai cara pandang yang objektif. pada tahap ini akan muncul beberapa kemungkinan implikasi konsekuensi dari objek masalah, serta pengembangan beberapa alternative sebagai kerangka tindak lanjut.
5.     Menarik kesimpulan
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang; akar masalah, pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.
G. METODE ANALISA SOSIAL
1.      Garis ajak
Adalah mencari keterlibatan banyak pihak yang berhubungan dengan masalah, walau tidak tersistematis tapi metode ini merupakan hasil analisis yang secara kasat mata berdasarkan apa yang terlihat dalam kondisi terdekat terhadap perihal masalah tersebut.
2.      Pohon akar masalah
Adalah metode yang biasa digunakan untuk menganalisis masalah secara hakikatnya hingga saling hubungan yang dicari akan mengarah kepada hukum sebab-akibat yang menentukan akar masalah. Namun semua hukum sebab akibat yang dicari berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada kesadaran kritis.




 




AKSI
 
                                                                                                 


















 







Analisa sosial pohon akar masalah :
1.     Tentukan akar masalahnya
Contoh: Kemiskinan
2.     Dari akar masalah dapat ditarik garis lurus yaitu dampak terhadap lingkungan masyarakat
Contoh: Kriminalitas
3.     Analisa penyebab-penyebab masalah
Contoh: Pengangguran
4.     Setelah penyebab masalah ditemukan analisa faktor
Contoh: tidak bersekolah, tidak ada lapangan pekerjaan
5.     Dari penyebab timbulnya masalah dapat ditarik garis lurus yaitu AKSI
Contoh: mengajukan UKM kepada pemerintah setempat
H.    REKAYASA SOSIAL(REKSOS)
Istilah "rekayasa sosial (social engineering)" seringkali dipandang negatif karena lebih banyak digunakan untuk menunjuk perilaku yang manipulatif. Padahal, secara konseptual, istilah "rekayasa sosial" adalah suatu konsep yang netral yang mengandung makna upaya mendesain suatu perubahan sosial sehingga efek yang diperoleh dari perubahan tersebut dapat diarahkan dan diantisipasi. Konsep rekayasa sosial, dengan demikian, menunjuk pada suatu upaya mendesain atau mengkondisikan terjadinya perubahan struktur dan kultur masyarakat secara terencana. Rekayasa sosial (social engineering) adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang bersih, kuat, disiplin dan berbudaya.Dalam prinsip berpikir sistem, perubahan yang signifikan hanya dapat dilakukan oleh individu dan masyarakat itu sendiri, bukan menunggu peran struktur saja. Untuk membentuk struktur yang kuat, diperlukan elemen kebaruan (emergent properties) yang lahir dari individu dan komunitas yang sadar/belajar secara terus menerus (the lifelong learner). Komunitas ini dapat dirancang dengan menggunakan pendekatan dan penerapan beberapa prinsip organisasi pembelajaran (learning organisation) dan berpikir sistem (system thinking) yang dirajut dan dikonstruksi dalam konsep dan metode pembelajaran primer.

Dari Problem Sosial, Unsur-Unsur Sosial Hingga Aksi Sosial
Pada dasarnya rekayasa sosial hanya dapat diselenggarakan kepada masyarakat yang didalamnya  terdapat sejumlah problem (sosial). Problem-problem sosial tersebut memberikan dampak bagi perjalanan panjang (dinamika) dalam masyarakat.  Tanpa ada problem sosial, tidak akan ada orang berpikir untuk melakukan rekayasa sosial. Artinya, problem sosial menjadi faktor utama untuk segera diatas dalam melakukan rekayasa sosial.
Problem sosial biasanya muncul akibat terjadinya kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dalam masyarakat (das sollen) dengan kondisi yang sebenarnya terjadi (das sein). Misalnya; awalnya masyarakat berharap agar arus lalu lintas di Metropolitan Surabaya berjalan aman, tertib dan lancar. Semua pengguna jalan raya berjalan dengan mentaati aturan yang berlaku, ada atau tidak ada petuga. Sayangnya, apa yang diinginkan oleh masyarakat bertolak belakang dengan realitas yang terjadi. Betapa banyak pelanggaran lalu lintas terjadi akibat ketidaktaatan mereka pada peraturan. Akibatnya terjadi perbedaan antara yang ideal dengan realitas. Kesenjangan tersebut merupakan suatu problem sosial yang mesti segera di atasi. Itulah sebabnya, dibuatlah sebuah skenario (strategi) sebagai bagian rekayasa sosial melalui kampanye safety riding..
Dengan demikian, dalam melakukan rekayasa sosial, analisis atas situasi (problem sosial) dalam masyarakat tidak boleh ditinggalkan. Sebab, bisa jadi tanpa analisis situasi ini sebuah rekayasa sosial akan mengalami kegagalan. Ibarat sebuah adagium salah di tingkat hulu akan berakhir fatal di tingkat hilir. Salah dalam membaca sebab musabab sehingga terlahir problem sosial akan berakibat kesalahan dalam menentukan rekayasa sosial yang dijalankannya.
Dalam melakukan pemecahan atas problem sosial ada kalanya memang dituntut aksi sosial (aksi kolektif) yakni tindakan kolektif (bersama) untuk mengatasi problem sosial, sehingga perubahan sosial bisa digerakkan bersama sesuai dengan keinginan bersama.
Philip Kotler memberikan gambaran unsur-unsur sosial dan aksi sosial yang dapat dilakukan dalam melakukan rekayasa sosial;
1)     Cause (sebab), yakni upaya atau tujuan sosial –yang dipercayai oleh pelaku perubahan- dapat memberikan jawaban pada problem sosial.
2)     Change agency (pelaku perubahan), yakni organisasi yang misi utamanya memajukan sebab sosial.
3)     Change target (sasaran perubahan);individu, kelompok atau lembaga yang ditunjuk sebagai sasaran upaya perubahan,
4. Channel (saluran);media untuk menyampaikan pengaruh dan dari setiap pelaku perubahan ke sasaran perubahan, dan
5. Change strategy (strategi perubahan); teknik utama untuk mempengaruhi yang diterapkan oleh pelaku perubahan untuk menimbulkan dampak pada sasaran perubahan.
I.       SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI
 SWOT adalah sebuah cara yang dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses(kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman).
Metoda SWOT bisa dianggap sebagai metoda  yg paling dasar, yg berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasilnya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan  dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
a)     Strengh (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.Contoh :
1.     Jumlah anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)
2.     Berpengalaman dalam beberapa kegiatan (kualitatif)
b)     Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.Contoh :
1.     Kurang terbinanya komunikasi antar anggota
2.     Jaringan yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.
c)     Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.Contoh :
1.     Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi lingkungan
2.     Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.
d)     Threat (ancaman) adalah factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh :
1.     Masyarakat sudah jenuh dengan pilkada
2.     Isu agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.
SWOT untuk organisasi
Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut.  SWOT biasanya menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.
Setelah dilakukan SWOT maka mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisasi, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut. SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar