A. Pengertian Ansos(Analisa
Sosial)
Analisa adalah meneliti dan menilai situasi serta kondisi dan sosial adalah yang
berhubungan dengan masyarakat atau lingkungan sekitar. Analisis sosial merupakan usaha untuk menganalisis sesuatu
keadaan atau masalah sosial secara objektif. Analisis sosial diarahkan untuk
memperoleh gambaran lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah
kaitan-kaitan histories, structural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial
akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial,
kaitan-kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui
sejauh mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang
menyebabkan masalah-masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah
sosial
B.
Pentingnya Analisa Sosial
1.
Memahami posisi kelompok masyarakat tertentu dalam
hubungan tersebut
2.
Memahami masalah-masalah yang dihadapi kelompok-kelompok mayarakat oleh mereka
sendiri
3.
Membangun kesadaran baru untuk melakukan
perubahan-perubahan terhadap situasi dan kondisi mereka
4.
Dasar untuk merumuskan rencana tindakan (action
plan) yang perlu dilakukan untuk melakukan perubahan.
Dasar
Analisa Sosial
1.
Pandangan terhadap manusia
2.
Pandangan terhadap masyarakat
3.
Pandangan terhadap ilmu pengetahuan
C.
Ruang Lingkup Ansos
Pada dasarnya semua realitas sosial dapat dianalisis, namun
dalam konteks transformasi sosial, maka objek analisa sosial harus relevan
dengan target perubahan sosial yang direncanakan yang sesuai dengan visi atau
misi organisasi. Secara umum objek sosial yang dapat di analisis antara lain;
·
Masalah-masalah sosial, seperti; kemiskinan,
pelacuran, pengangguran, kriminilitas
·
Sistemsosial seperti: tradisi, usha kecil atau
menengah, sitem pemerintahan, sitem pertanian
·
Lembaga-lembaga sosial seperti sekolah layanan rumah
sakit, lembaga pedesaan.
·
Kebijakan public seperti : dampak kebijakan BBM,
dampak perlakuan sebuah UU.
D. Pentingnya Teori Sosial
Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial
merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah di
analisis melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup
filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan
prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles lemert (1993) dalam Social Theory; The Multicultural And Classic
Readings menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan
teknis untuk bisa survive.
E.
Macam-macam Analisis Sosial
Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam
analisis sosial, pertama, analisis
intitusional, yaitu ansos yang menekan pada keterampilan dan kesetaraan actor
yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang di produksi
terus-menerus. Kedua,analisis
perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai
sesuatu yang diproduksi secara sosial.
F. Langkah-Langkah Ansos
Proses analisis sosial meliputi beberapa tahap antara lain:
1. Memilih dan menentukan
objek analisis
Pemilihan sasaran masalah harus berdasarkan pada
pertimbangan rasional dalam arti realitas yang dianalsis merupakan masalah yang
memiliki signifikansi sosial dan sesuai dengan visi atau misi organisasi.
2. Pengumpulan data atau
informasi penunjang
Untuk dapat menganalisis masalah secara utuh, maka
perlu didukung dengan data dan informasi penunjang yang lengkap dan relevan,
baik melalui dokumen media massa, kegiatan observasi maupun investigasi
langsung dilapangan. Re-cek data atau
informasi mutlak dilakukan untuk menguji validitas data.
3. Identifikasi dan analisis
masalah
Merupaka tahap menganalisis objek berdasarkan data
yang telah dikumpulkan. Pemetaan beberapa variable, seperti keterkaitan aspek
politik, ekonomi, budaya dan agama dilakukan pada tahap ini. Melalui analisis
secara komphrehensif diharapkan dapat memahami subtansi masalah dan menemukan
saling keterkaitan antara aspek.
4. Mengembangkan presepsi
Setelah di identifikasi berbagai aspek yang
mempengaruhi atau terlibat dalam masalah, selanjutnya dikembangkan presepsi
atas masalah `sesuai cara pandang yang objektif. pada tahap ini akan muncul
beberapa kemungkinan implikasi konsekuensi dari objek masalah, serta
pengembangan beberapa alternative sebagai kerangka tindak lanjut.
5. Menarik kesimpulan
Pada tahap ini telah diperoleh kesimpulan tentang;
akar masalah, pihak mana saja yang terlibat, pihak yang diuntungkan dan
dirugikan, akibat yang dimunculkan secara politik, sosial dan ekonomi serta
paradigma tindakan yang bisa dilakukan untuk proses perubahan sosial.
G. METODE
ANALISA SOSIAL
1. Garis ajak
Adalah mencari keterlibatan banyak pihak yang
berhubungan dengan masalah, walau tidak tersistematis tapi metode ini merupakan
hasil analisis yang secara kasat mata berdasarkan apa yang terlihat dalam
kondisi terdekat terhadap perihal masalah tersebut.
2. Pohon akar masalah
Adalah metode yang biasa digunakan untuk menganalisis
masalah secara hakikatnya hingga saling hubungan yang dicari akan mengarah
kepada hukum sebab-akibat yang menentukan akar masalah. Namun semua hukum sebab
akibat yang dicari berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada
kesadaran kritis.
![]() |
|



![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
Analisa sosial pohon akar masalah :
1.
Tentukan akar masalahnya
Contoh: Kemiskinan
2.
Dari akar masalah dapat ditarik garis lurus yaitu
dampak terhadap lingkungan masyarakat
Contoh: Kriminalitas
3.
Analisa penyebab-penyebab masalah
Contoh: Pengangguran
4.
Setelah penyebab masalah ditemukan analisa faktor
Contoh: tidak bersekolah,
tidak ada lapangan pekerjaan
5.
Dari penyebab timbulnya masalah dapat ditarik garis
lurus yaitu AKSI
Contoh: mengajukan UKM
kepada pemerintah setempat
H.
REKAYASA
SOSIAL(REKSOS)
Istilah "rekayasa sosial (social engineering)" seringkali dipandang negatif karena lebih
banyak digunakan untuk menunjuk perilaku yang manipulatif. Padahal, secara
konseptual, istilah "rekayasa sosial" adalah suatu konsep yang netral
yang mengandung makna upaya mendesain suatu perubahan sosial sehingga efek yang
diperoleh dari perubahan tersebut dapat diarahkan dan diantisipasi. Konsep
rekayasa sosial, dengan demikian, menunjuk pada suatu upaya mendesain atau
mengkondisikan terjadinya perubahan struktur dan kultur masyarakat secara
terencana. Rekayasa sosial (social engineering)
adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang
bersih, kuat, disiplin dan berbudaya.Dalam prinsip berpikir sistem, perubahan
yang signifikan hanya dapat dilakukan oleh individu dan masyarakat itu sendiri,
bukan menunggu peran struktur saja. Untuk membentuk struktur yang kuat,
diperlukan elemen kebaruan (emergent
properties) yang lahir dari individu dan komunitas yang sadar/belajar
secara terus menerus (the lifelong
learner). Komunitas ini dapat dirancang dengan menggunakan pendekatan dan
penerapan beberapa prinsip organisasi pembelajaran (learning organisation) dan berpikir sistem (system thinking) yang dirajut dan dikonstruksi dalam konsep dan
metode pembelajaran primer.
Dari Problem
Sosial, Unsur-Unsur Sosial Hingga Aksi Sosial
Pada dasarnya rekayasa sosial hanya dapat diselenggarakan
kepada masyarakat yang didalamnya
terdapat sejumlah problem (sosial). Problem-problem sosial tersebut
memberikan dampak bagi perjalanan panjang (dinamika) dalam masyarakat. Tanpa ada problem sosial, tidak akan ada orang
berpikir untuk melakukan rekayasa sosial. Artinya, problem sosial menjadi
faktor utama untuk segera diatas dalam melakukan rekayasa sosial.
Problem sosial biasanya muncul akibat terjadinya kesenjangan
antara apa yang seharusnya terjadi dalam masyarakat (das sollen) dengan kondisi yang sebenarnya terjadi (das sein). Misalnya; awalnya masyarakat
berharap agar arus lalu lintas di Metropolitan Surabaya berjalan aman, tertib
dan lancar. Semua pengguna jalan raya berjalan dengan mentaati aturan yang
berlaku, ada atau tidak ada petuga. Sayangnya, apa yang diinginkan oleh
masyarakat bertolak belakang dengan realitas yang terjadi. Betapa banyak
pelanggaran lalu lintas terjadi akibat ketidaktaatan mereka pada peraturan.
Akibatnya terjadi perbedaan antara yang ideal dengan realitas. Kesenjangan
tersebut merupakan suatu problem sosial yang mesti segera di atasi. Itulah
sebabnya, dibuatlah sebuah skenario (strategi) sebagai bagian rekayasa sosial
melalui kampanye safety riding..
Dengan demikian, dalam melakukan rekayasa sosial, analisis
atas situasi (problem sosial) dalam masyarakat tidak boleh ditinggalkan. Sebab,
bisa jadi tanpa analisis situasi ini sebuah rekayasa sosial akan mengalami
kegagalan. Ibarat sebuah adagium salah di
tingkat hulu akan berakhir fatal di tingkat hilir. Salah dalam membaca
sebab musabab sehingga terlahir problem sosial akan berakibat kesalahan dalam
menentukan rekayasa sosial yang dijalankannya.
Dalam melakukan pemecahan atas problem sosial ada kalanya
memang dituntut aksi sosial (aksi kolektif) yakni tindakan kolektif (bersama)
untuk mengatasi problem sosial, sehingga perubahan sosial bisa digerakkan
bersama sesuai dengan keinginan bersama.
Philip Kotler memberikan gambaran unsur-unsur sosial dan aksi
sosial yang dapat dilakukan dalam melakukan rekayasa sosial;
1) Cause (sebab), yakni upaya atau tujuan sosial –yang
dipercayai oleh pelaku perubahan- dapat memberikan jawaban pada problem sosial.
2) Change agency (pelaku perubahan), yakni organisasi
yang misi utamanya memajukan sebab sosial.
3) Change target (sasaran perubahan);individu, kelompok
atau lembaga yang ditunjuk sebagai sasaran upaya perubahan,
4.
Channel (saluran);media untuk menyampaikan pengaruh dan dari setiap pelaku
perubahan ke sasaran perubahan, dan
5.
Change strategy (strategi perubahan); teknik utama untuk mempengaruhi yang
diterapkan oleh pelaku perubahan untuk menimbulkan dampak pada sasaran
perubahan.
I.
SWOT DAN PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI
SWOT adalah sebuah cara yang dicetuskan oleh
Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim
dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses(kelemahan), Opportunity (kesempatan)
dan Threat (Ancaman).
Metoda SWOT
bisa dianggap sebagai metoda yg paling
dasar, yg berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda.
Hasilnya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah
keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan
menghindari ancaman.
a) Strengh
(kekuatan) adalah
situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada
saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau
sebuah program.Contoh :
1.
Jumlah
anggota yang lebih dari cukup (kuantitatif)
2.
Berpengalaman
dalam beberapa kegiatan (kualitatif)
b) Weaknesses
(Kelemahan) adalah
kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya
yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan
itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa
hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan
tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.Contoh :
1.
Kurang
terbinanya komunikasi antar anggota
2.
Jaringan
yang telah terbangun tidak dimaksimalkan oleh seluruh anggota.
c) Opportunity
(kesempatan) adalah
faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi
organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak
hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang,
akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang
diangkat.Contoh :
2.
Isu yang
sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi topic utama.
d) Threat
(ancaman) adalah
factor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya
atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang
terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk
kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada
kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh :
1.
Masyarakat
sudah jenuh dengan pilkada
2.
Isu
agama yang berupa ritual telah membuat masyarakat bosan.
SWOT
untuk organisasi
Dalam
sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan
pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan analisis kondisi
mengenai suatu organisasi tersebut. SWOT
biasanya menjelaskan tentang kondisi lingkungan organisasi baik kondisi
internal maupun external.
Setelah
dilakukan SWOT maka mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan
internal dan external organisasi, maka dapat mulai membuat rencana program
kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan
oleh pengurus tersebut. SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika
telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan
yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar