Rabu, 21 Oktober 2015

Teori Bandura



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Teori merupakan salah satu unsur terpenting dari setiap ilmu pengetahuan, termasuk teori pembelajaran. Tanpa teori pembelajaran tidak aka nada suatu kerangka kerja yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam perkembangannya banyak sekali teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi salah satunya adalah teori dari Albert Bandura.
Albert Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa proses kognitif sangat penting dalam penentuan perilaku manusia. Bukti adanya pengaruh proses kognitif ini berasal dari fakta bahwa kita dapat membayangkan (imagine) diri kita dalam keadaan emosi apa saja. Sebagian dari perilaku seseorang ditentukan oleh proses kognitifnya, maka jika proses kognitif tidak akurat dalam merefleksikan realitas maka akan muncul perilaku yang salah. Bandura juga mengembangkan model deterministik resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, dan faktor kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor kognitif mencakup ekspektasi,keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Menurut Bandura proses meniru perilaku dan sikap seorang model merupakan salah satu proses pembelajaran. Melalui proses tersebut akan terjadi interaksi timbal balik antara kognitif, lingkungan, dan perilaku. Kondisi lingkungan di sekitar individu akan sangat mempengaruhi proses belajar seseorang. Misalnya, anak yang tinggal dalam keluarga yang sering melakukan kekerasan maka ia akan menjadi anak yang kasar dan sulit dalam mengendalikan emosi atau bahkan mereka tidak akan pernah mengaplikasikan kekerasan itu dalam lingkungannya karena ia menganggap bahwa perbuatan itu merugikan dirinya dan juga orang lain.


B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana biografi Albert Bandura?
2.     Bagaimana prinsip teori belajar kognitif sosial menurut Bandura?
C.    Tujuan
1.     Untuk mengetahui biografi Albert Bandura
2.     Untuk mengetahui prinsip teori belajar kognitif sosial menurut Bandura




























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi Albert Bandura
Bandura lahir pada 4 desember 1925 di Mundare, kota kecil di Alberta, Kanada. Dia mendapat gelar B.A dari University of British Columbia, kemudian M.A pada tahun 1951 dan Ph.D pada tahun 1952 dari University of  Lowa. Dia lalu mengikuti magang Pascadoktoral di Wichita Guidance Center pada tahun 1953 dan kemudian bergabung di Stanford University. Pada tahun 1969-1970 dia sempat bekerja di Center for the Advanced Study in Behavioral Sciences. Bandura kini menjabat sebagai David Star Jordan Professor of Social Science  di Fakultas Psikologi Universitas Stanford. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (social learning theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert bandura pernah menjabat segai ketua APA (American Pshychological Assosiation) pada tahun 1974 dan pernah dianugrahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1975.  Pada tahun berikutnya, Bandura bertemu dengan Robert Sears dan belajar tentang pengaruh keluarga dengan tingkah laku sosial dan proses identifikasi. Sejak itu Bandura sudah mulai meneliti tentang agresi pembelajaran sosial dan mengambil Richard Wakters sebagai murid pertamanya. Menurut Bandura walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu memperhatiakan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme.
B.    Teori belajar sosial
Teori belajar merupakan perluasan teori belajar behavioristik. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami. Sedangkan untuk teori pembelajaran sosial (social learning theory) adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Pembelajaran ini merupakan proses dimana informasi diperoleh dengan memperhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan.
C.     Prinsip-prinsip teori Bandura
1.     Asumsi Belajar
Tiga asumsi dasar yang mendukung prinsip sosial/kognitif yang dapat diterapkan untuk pembelajaran di dalam kelas adalah
a)     Proses kognitif pembelajarn dan pengambilan keputusan
b)     Interaksi antara lingkungan, faktor persona, dan perilaku bertanggung jawab atas belajar
c)     Hasil dari belajar adalah kode perilaku kode perilaku verbal dan visual.
2.     Komponen Pembelajaran
Dalam teori kognitif soaial, komponen dari belajar adalah model kelakuan, penguatan pada model dan pemprosesan kognitif  pembelajaran terhadap perilaku. Komponen pembelajaran terdiri dari:
a)    Mengidentifikasi model yang patut di kelas
Di kelas, baik guru maupun siswa dapat berfungsi sebagai model hidup untuk berbagai macam perilaku akademik maupun perilaku sosial. Untuk remaja, pengaruh model contoh teman sebaya sering besar. Namun, guru bertanggung jawab atas kelas dan berperan penting sebagai model tanggung jawab, integritas, ketulusan dan perhatian pada kebaikan seseorang maupun kolektif. Pemilihan model hidup atau simbolik sering tergantung pada pertimbangan praktis. Untuk keterampilan motorik  dan kognitif, keunggulan model hidup antara lain
(1)    Demontrasi fisik perilaku di depan siswa
(2)     Kesempatan siswa untuk bertanya.
 Pemilihan model harus dilaksanakan dengan hati-hati jika menggunakan model yang berpengaruh. Karena anak mencari tanggapan dari otoritas yang mengasuh, sifat-sifat ekspresif, dan sosok model dapat mengalihkan perhatian anak dari perilaku yang dijadikan model. Masalah potensial ini dapat diatasi dengan menggunakan petunjuk verbal yang berfokus pada perilaku yang relevan dan menampilkan reaksi ekspresif minimal selama berlangsungnya pemodelan.
b)     Menentukan nilai fungsional dari perilaku
Menurut teori kognitif-sosial, seseorang memerhatikan kejadian di lingkungan yang memprediksikan penguatan. Mereka cenderung mengabaikan kejadian yang tidak mengandung kemungkinan penguatan. Karena itu Bandura merekomendasikan agar pembelajaran harus diarahkan untuk menciptakan ekspektasi hasil positif. Ada dua peringatan yang harus diperhatikan dalam penggunaan penguatan. Pertama, penguatan pengganti berbeda dari penguatan implisit. Perilaku contoh yang dipuji seseorang dan diabaikan oleh orang lain mungkin bagi guru dapat mengandung arti penguatan untuk semua siswa yang berperilaku baik. Bagi seseorang yang berperilaku sedikit kurang baik, konsekuensi langsung atas perilaku mereka (yakni tidak ada penguatan) mungkin ditafsirkan sebagai hukuman. Peringatan kedua adalah bahwa penguatan, seperti halnya kecantikan, merupakan sesuatu yang tergantung kepada yang melihatnya. Pujian yang sama, saat diberikan pada dua orang yang berbeda, dapat menimbulkan efek yang berbeda pula. Demikian pula, penghilangan hukuman akan memberikan kesan pembolehan. Pembatasan perilaku akan berkurang, dan perilaku yang sebelumnya dilarang akan dilakukan lebih bebas. Karena itu, aturan yang tegas di kelas harus ditegakkan saat pelanggaran terjadi.
c)   Memandu pemprosesan internal pembelajaran yang mencakup membantu pelajar memahami ketangguhan dirinya.
Aktivitas pembelajaran yang direkomendasikan cukup bervariasi, tergantung pada jenis keterampilan yang akan dipelajari. Dibutuhkan penekanan yang berbeda untuk keterampilan kognitif dan motorik. Namun untuk kedua keterampilan itu, pembelajaran untuk memberikan kesempatan
(1)   mengodekan perilaku yang diamati ke dalam citra visual atau simbol kata
(2)  Secara mental mengulangi perilaku yang dicontohkan.
(a)   Keterampilan Motorik
Kinerja keterampilan motorik yang sukses seperti pada olahraga  golf, main ski, dan tenis tergantung pada monitoring internal atas tanggapan kinestetik individual. Strategi yang dianjurkan antara lain
·       Presentasi model yang direkam video
·        Kesempatan untuk mengembangkan representasi konseptual
·       Berlatih dengan umpan balik visual melalui monitor
Yang utama adalah bahwa gladi atau latihan mental oleh pembelajaran harus mendahului pelaksanaan fisik dari keterampilan itu. Gladi mental ini berfungsi sebagai pengorganisasian untuk kinerja selanjutnya. Juga, penekanan pada kinerja motorik terlalu dini dapat membahayakan retensi pada saat kode memori masih belum stabil. Observasi diri yang ditunda setelah pemodelan juga berguna untuk keterampilan sosial dan komunikasi.
(b)  Perilaku Konseptual
Studi-studi awal mengindikasikan anak dapat menyimpulkan berlakunya kaedah dar model ketika diintruksikan untuk menemukan kejadian dalam berbagai situasi yang dipresentasikan.
(c)   Memfasilitasi Ketangguhan Pembelajaran
Hal penting bagi anak yang inpulsif adalah melatih kontrol diri saat menghadapi tugas yang meragukan atau tugas baru. Rencana yang dikembangkan oleh Meichenbaum dan Goodman untuk mengajar anak inpulsif mengelola prilaku mereka sendiri adalah dengan menggunakan pemodelan yang dikombinasikan dengan pembelajaran diri yang diverbalisasikan. Seorang dewasa pertama-tama akan berbicara dengan diri sendiri untuk memonitor 3 aspek belajar yang dilakukan sendiri. Ketiga aspek tersebut adalah (a) definisi masalah (“ apa yang harus saya kerjakan?”); (b) pembelajaran diri yang terfokus pada tugas (“berhenti dulu dan ulangi pelajarannya”); dan (c) penguatan diri dan evaluasi diri (“bagus, pekerjaan saya baik”).  

D.    Teori kepribadian Sosial-Kognitif-Proses
Meskipun teori bandura bersifat kognitif tetapi lebih komprehensif. Bandura juga berkonsentrasi pada perilaku sosial. Teori ini mendiskripsikan manusia sebagai organism yang dinamis dalam memproses informasi dan sebagai organisme sosial. Kebanyakan dari proses belajar melibatkan orang lain dalam setting sosial dan berdasarkan observasi dan interaksi dengan orang lain. Menurut Bandura, kemampuan manusia untuk membuat simbol membuat mereka bisa merepresentasikan kejadian, menganalisis pengalaman sadarnya, berkomunikasi dengan orang lain yang dipisahkan oleh jarak dan waktu, merencanakan, menciptakan, membayangkan, dan melakukan tindakan yang penuh pertimbangan.
E.    Kritik terhadap Teori Bandura
Determinisme resiprokal dianggap kurang sempurna, karena sebenarnya interaksi sistematis bukan soal baru, serta prinsip ini menolak analisis kausal standart. Maksudnya jika perilaku menyebabkan perubahan pada orang,sementara orang itu menyebabkan perubahan dalam tingkah lakumaka tugas menemukan penyebab sesungguhnya  menjadi mustahil. Teori Bandura juga terlalu banyak membahas hal-hal yang kurang positif.
F.     Studi Kasus terhadap 3 Orang dengan Analisis Teori Bandura
1.     Cara berbusana remaja jaman sekarang yang terlaku terbuka(bagian tubuh) dipengaruhi oleh tontonan yang ada ditelevisi. Acara ditelevisi dijadikan trend center oleh remaja dalam hal fashion/style.
2.     Seorang anak yang suka memukul temannya di kelas ternyata karena di rumah ayahnya  terbiasa melakukan KDRT terhadap istrinya. Hal tersebut menjadikan si anak menganggap kekerasan adalah hal wajar.
3.     Seorang anak melakukan aksi fighting terhadap temansekelas karena dia sering melihat hal tersebut divideo game online. Hal tersebut menimbulkan rasa penasaran bagi si anak karena dianggap patut dan menyenangkan kalau dilakukan.





BAB III
PENUTUP
Simpulan
Teori belajar merupakan perluasan teori belajar behavioristik. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Prinsip belajar menurut Bandura adalah usaha menjelaskan belajar dalam situasi alami. Sedangkan untuk teori pembelajaran sosial (social learning theory) adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain. Pembelajaran ini merupakan proses dimana informasi diperoleh dengan memperhatikan kejadian-kejadian dalam lingkungan.
q  Prinsip-prinsip teori Bandura
1.     Asumsi Belajar
·       Proses kognitif pembelajarn dan pengambilan keputusan
·       Interaksi antara lingkungan, faktor persona, dan perilaku bertanggung jawab atas belajar
·       Hasil dari belajar adalah kode perilaku kode perilaku verbal dan visual.
2.     Komponen Pembelajaran
·       Mengidentifikasi model yang patut di kelas
·       Mengidentifikasi model yang patut di kelas
·       Memandu pemprosesan internal pembelajaran yang mencakup membantu pelajar memahami ketangguhan dirinya.
Determinisme resiprokal dianggap kurang sempurna, karena sebenarnya interaksi sistematis bukan soal baru, serta prinsip ini menolak analisis kausal standart. Maksudnya jika perilaku menyebabkan perubahan pada orang,sementara orang itu menyebabkan perubahan dalam tingkah lakumaka tugas menemukan penyebab sesungguhnya  menjadi mustahil. Teori Bandura juga terlalu banyak membahas hal-hal yang kurang positif.




Daftar Pustaka

Hergenhahn,B.R.Olson,H.Mattew.2010. theories of learning.Jakarta:Kencana    media group
Teori-Belajar-Albert-Bandura-Bimbingan-Konseling.html
ALBERT-BANDURA-DAN-TEORINYA-Nuramin-Saleh.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar